SHU Kelompok 093

Kelompok 093 punya cara tersendiri untuk menikmati SHU. Sebagian SHU tidak dibagikan kepada anggota. Karena anggota telah besepakat untuk digunakan makan-makan sebagai bentuk tasyakuran. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk menambah keakraban diantara anggota.

Pada Maret lalu, anggota kelompok 093 berkumpul di rumah makan Nur Pasific di Jl Aditiyawarman setelah paginya mengadakan pertemuan kelompok. “Setiap tahun SHU yang kita terima terus meningkat. Tahun ini SHU kita hampir 15 juta. Dari SHU inilah kita sepakati untuk tasyakuran di Nur Pasific. Kegiatan seperti ini rutin kita adakan setiap tahun setelah menerima SHU,” ujar Ibu Bambang, PJ I kelompok 093.

SHU Kelompok 093

Menginjak pukul 12 siang, anggota kelompok 093 sudah mulai berdatangan di RM Nur Pasific. Dengan berseragam putih, mereka nampak ceria melangkah memasuki ruang VIP. Sambil menunggu teman lainnya yang belum datang, mereka bercanda tawa sambil berkaraoke. Sebagian lagi ada yang ber selfi ria.

Tidak ada acara formal, karena acaranya memang untuk senang-senang. Setelah Ibu Bambang selaku PJ I memberi sambutan, acarapun dilanjutkan dengan makan siang. Mereka yang suka menyanyi, tak menyia-nyiakan waktunya untuk berkaraoke. Apalagi ketika lagu dangdut yang didendangkan, yang lainnyapun ikut berjoget.

Begitulah keakraban yang berhasil dibangun kelompok 093. Karena memang sebetulnya diantara anggota kelompok 093 sudah ada ikatan kekerabatan maupun tetangga. “Sekarang ini hanya 13 anggota yang masih tinggal di Petemon. Lainnya sudah mencar. Kalau dulu semuanya tinggal di Petemon. Jadi kita ini, dulunya tetangga dan teman. Bahkan ada anak dan keponakan. Makanya kalau pertemuan kelompok itu dianggapnya sambang kampung,” ujar Ibu Bambang.

Anggota kelompok 093 ini juga tidak sedikit yang sudah tergolong Lansia. Kendati demikian, mereka masih produktif dengan punya usaha sendiri. Satu diantaranya Ibu Kusnandar yang kini sudah berusia 71 tahun namun masih energik. Sehari-hari Ibu Kusnandar mempunyai usaha penjahitan.

“Di kelompok 093 ini ada 4 Lansia yang punya usaha sendiri. Dan memang rata-rata anggota kita itu punya penghasilan sendiri baik itu bekerja maupun usaha. Saya sendiri sudah 6 tahun usaha jualan sate. Sedangkan suami saya punya bengkel. Jadi terasa sekali manfaatnya ikut SBW. Saya juga nggak tau kok ya pas SPP itu selalu bertepatan dengan adanya kebutuhan modal untuk usaha. Kalau nggak untuk usaha saya ya…usaha suami saya,” tukas Ibu Sumarlik PJ II kelompok 093. (gt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.