Hutang sebesar Rp 146 juta, bukanlah sedikit. 11 tahun juga bukan waktu yang pendek. Dengan energi kebersamaan, kelompok 460 bisa melampaui itu semua.

Kelompok 460 tergolong kelompok istimewa. Bagaimana tidak, kelompok ini harus menyelesaikan pinjaman kelompok sebesar Rp146 juta. Perjuangan kelompok ini dalam menyelesaikan masalah tersebut telah dimuat Bulletin SBW pada tahun 2014. Kemudian pada Agustus 2017, Bulletin SBW mendapat kabar dari Pengurus SBW bahwa hutang kelompok telah tersisa Rp 12 juta. Anggotanyapun telah bertambah menjadi 28 orang.

Sebagaimana dimuat pada edisi triwulan II tahun 2014, kelompok 460 mengalami masalah akibat ulah PJ I kala itu. Seperti biasa terjadi, PJ yang dominan akan cenderung melakukan pendomplengan. Anggota yang didomplengipun semakin lama semakin banyak. Sehingga beban angsuran yang harus ditanggungnya semakin berat dan sampai akhirnya ia merasa tidak sanggup lagi menanggung.

Untuk menutupi kesalahan tersebut, ia juga memprovokasi anggota yang mengancam keselamatan asset Kopwan SBW dengan nilai total hampir Rp 146 juta. Dengan kondisi tersebut, Pengurus dibantu PPL menjalankan mandat anggota untuk mengamankan asset Kopwan SBW yang notabene asset bersama.

Berbagai tindakan intervensipun diambil. Mulai dari penggantian PJ I hingga pengenaan sanksi kelompok. Diantaranya, sanksi kelompok tersebut adalah tidak bisa menerima pelayanan sebagai indikator hilangnya kepercayaan koperasi pada kelompok 460. Sanksi ini berlangsung selama 2 tahun, padahal disisi lain anggota juga harus membayar TR yang nilainya tidak sedikit. Tak mengherankan bila kemudian banyak anggota yang lebih memilih melarikan diri dari tanggung jawab. Saat itu dari 52 anggota hanya tersisa 16 anggota.

Anggota yang tetap bertahan inilah, para pejuang kelompok 460. Mereka berjibaku untuk memulihkan kembali kepercayaan. “Rasanya memang tidak mungkin menyelesaikan masalah tersebut. Tapi nyatanya dengan kebersamaan, kita bisa. Selama 8 tahun berjalan kita sudah  selesaikan separohnya,” tukas Ibu Suparmi PJ I kelompok 460 dengan mata berkaca-kaca mengenang perjuangan kelompoknya.

“Hutang memang harus dibayar, ini menyangkut martabat, malu kalau tidak bertanggung jawab, terlalu cinta dengan SBW, pinjam gampang, bunga rendah, pelayanan nyaman,” begitulah alasan anggota kelompok 460 ketika ditanya kenapa tetap mempertahankan kelompoknya.

Untuk menyelesaikan TR tersebut anggota kelompok 460 bersepakat, setiap yang pinjam SP 1 dipotong 10 % dari nilai pinjaman dan SP 2 dipotong 5 %. Sedangkan untuk yang hanya pinjam SP 3 saja maka akan dipotong 10%. Sementara untuk PHR disepakati untuk dipotong Rp 50 ribu.

Kini 11 tahun sudah perjuangan tersebut berjalan. Hutang kelompok yang menggunung,  kini tersisa Rp 12 juta. Bahkan diperkirakan pada Desember nanti, hutang tersebut sudah lunas. Kemerdekaan sudah didepan mata. Sebagai kelompok bermartabat penuh tanggung jawab. Itulah kekuatan energi kebersamaan dari orang-orang yang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskan. Beban yang nampaknya sulit diselesaikan, nyatanya kini hampir tuntas.

Mereka adalah 16 anggota yang lebih memilih sebagai ksatria dengan energi bersama menuntaskan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun untuk itu, mereka harus bersakit-sakit  menanggung beban yang seharusnya bukan bebannya. Tapi mereka telah menyadari bahwa beban atau resiko tersebut memang harus ditanggung sebagai konsekuensi dari keputusannya.

Disamping 16 ksatria tersebut, di kelompok 460 ini juga ada 12 anggota yang tak kalah hebatnya. Mereka adalah anggota yang justru bergabung dikala kelompok 460 ini mengalami masalah. Mereka ini tidak ikut mengambil keputusan yang berakibat pada masalah. Mereka juga belum pernah merasakan fasilitas koperasi melalui kelompok 460. Tapi mereka rela berjuang bersama-sama dengan 16 ksatria untuk menyelesaikan masalah kelompok.

Meski beban berat yang harus ditanggung, namun anggota kelompok 460 tidak kehilangan keceriaan. Mereka tetap bercanda tapi kedisiplinan diupayakan tetap dijaga. Proses pertemuan kelompok dijalankan sebagaimana ketentuan sistem tanggung renteng.  Tak mengherankan bila sejak peristiwa 11 tahun lalu, kelompok inipun tidak pernah mengalami TR. Itulah dahsyatnya kebersamaan yang telah dibuktikan kelompok 460. Semoga kebersamaan ini menjadi semangat disepanjang perjalanannya hingga kapanpun. (gt)