Penyerahan dana pensiun oleh Ketua I SBW
Penyerahan dana pensiun oleh Ketua I SBW

Sudah menjadi tradisi di Kopwan SBW, setiap bulan Ramadhan mengadakan kegiatan buka bersama. Kegiatan ini dihadiri Pengurus, Pengawas, Karyawan, PPL dan anggota yang berjualan di SBW. Pada Ramadhan kali ini, kegiatan buka bersama diadakan 23 Juni di gedung III Kopwan SBW dengan menghadirkan Ustadz Ahmad Muzaki.

Pada kesempatan tersebut Ustadz Ahmad Muzaki yang juga imam Masjid Al Akbar itu mengangkat tema puasa membentuk karakter. Dengan berpuasa akan membentuk karakter seseorang menjadi insan yang jujur, disiplin dan sabar. Sayangnya, tausiah yang diberikan tidak bisa berlanjut hingga menjelang magrib, karena ada kegiatan ditempat lain di jam yang sama.

Untuk mengisi kekosongan sambil menunggu waktu berbuka, akhirnya dilakukan zikir bersama dengan membaca Asmaul Husnah yang dipimpin oleh Ibu Cut Zasmiaty (PPL). Namun setelah pembacaan Asmaul Husnah selesai, ternyata waktu yang tersisa masih panjang. Akhirnya Ibu Indri, Ketua I mengambil alih acara dengan mengisi kegiatan pemberian kenang-kenangan kepada keluarga alamarhum Bapak Gimin.

“Bapak Gimin ini merupakan karyawan paling lama. Ia mengabdi sejak SBW masih sangat kecil. Bahkan untuk menggaji karyawan saja, mereka disuruh jualan gula, susu dan lain-lain. Pada April lalu karyawan senior ini telah berpulang keharibaan Alloh. Terimakasih atas pengabdiannya,” ujar Ibu Indri dihadapan istri Bapak Gimin.

Pada kesempatan tersebut, Ibu Indri juga menyerahkan dana pensiun sebagai hak karyawan. Dana pensiun tersebut sebagian merupakan hasil penyisihan dari gaji karyawan dan sebagian lagi dari SBW sebagaimana diatur dalam UU ketenaga kerjaan. Selain dana pensiun, juga diserahkan santunan dari Kopwan SBW yang diambil dari dana sosial.

Melihat angka yang tertera di cek, Ibu Gimin sampai tidak bisa berkata-kata. Rasa haru itu begitu kuat sehingga tangispun tak tertahankan. Dalam kesempatan itu, Bapak Gimin juga mendapat penghargaan dan kenang-kenangan dari seluruh karyawan yang diberikan pada Ibu Gimin.

Gimin

Dalam acara dengan moment buka bersama itu, Ibu Indri juga meminta kepada Ibu Sadjim, mantan Ketua SBW untuk memaparkan kondisi SBW ketika masih sangat kecil. “Selain Pak Gimin, ada lagi yang masih bekerja di SBW yaitu Pak Solikin. Terus yang pensiun itu ada Pak Yono dan Pak Misnan. Mereka inilah yang merasakan bagaimana perjuangan SBW diawal-awal. Jadi kalau mau gajian itu, mereka keliling dulu untuk menjualkan gula dan susu,” ujar Ibu Sadjim yang masuk menjadi anggota sejak tahun delapan puluhan.

Dipaparkan lebih lanjut, yang namanya sepeda motor belum punya apalagi mobil seperti saat ini. Jadi karyawan itu naik sepeda ontel kalau keliling jualan dan mengambil angsuran dari kelompok KPPK. Begitu pula dengan pengurus kalau melakukan pembinaan ke kelompok juga naik becak. Itupun atas biaya sendiri. Jadi belum ada namanya transport pembinaan itu. “Alhamdulillah, kegigihan itu akhirnya menuai hasil seperti yang kita lihat saat ini. SBW tidak hanya dikenal di Surabaya tapi juga secara nasional,” tukas Ibu Sadjim.

Kopwan SBW memang bukan koperasi yang besar secara instant. Melainkan koperasi yang dibesarkan melalui perjuangan yang tidak ringan dan dalam waktu lama. “Dalam moment-moment bersama seperti ini, nampaknya memang perlu diputar kembali sejarah perjuangan SBW itu. Supaya sejarah itu tidak terputus, sehingga anggota hanya tahunya yang sekarang saja. Jangan sampai seorang PPL tidak tahu ketika ditanya siapa pendiri SBW,” tukas Ibu Indri menambahkan.

Memang sejarah harus selalu disampaikan sebagai pembelajaran bahwa koperasi ini harus terus diperjuangkan bersama agar bisa terus tumbuh dan berkembang. Sehingga Kopwan SBW tidak hanya memberi manfaat pada generasi saat ini tapi juga generasi mendatang. Bahkan kedepan tidak hanya masyarakat Surabaya dan Sidoarjo saja yang bisa mengambil manfaatnya tapi juga masyarakat Jawa Timur bahkan Nusantara. (gt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.