Mamberamo

Menemukan ikan bandeng sebesar paha orang dewasa atau kepiting sebesar proyektor rasanya tidak mungkin. Tapi semua itu bisa didapat dengan mudah di wilayah Mamberamo. Demikian yang disampaikan Bapak Edwin, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Mamberamo Raya, saat berkunjung ke Kopwan SBW pada 23 Nopember.

Sayangnya potensi alam yang berlimpah tersebut tidak bisa dikelola secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Permasalahannya, biaya transportasi yang begitu mahal, sehingga kekayaan alam yang berlimpah tidak bisa didistribusikan kepasar. Untuk harga premium misalnya, paling murah sekitar Rp 20 ribu. Bahkan pada daerah-daerah pegunungan, harga BBM ini lebih mahal lagi. Padahal didaerah pegunungan itu juga ada tambang emas yang kini sedang digarap secara mandiri oleh masyarakat.

“Memang kondisi alam kita sulit. Untuk menuju distrik aja bisa sampai 8 jam naik bot. Karena memang sarana transportasinya hanya melalui sungai. Tapi kekayaan alamnya luar biasa. Itulah masalahnya, bagaimana kekayaan alam itu bisa dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kita bawa mereka kesini (Jawa Timur-red) supaya mereka belajar bagaimana mengelola usaha melalui koperasi,” ujar Bapak Edwin yang membawa 10 orang dalam rombongannya ketika berkunjung ke SBW.

Sebelum berkunjung ke Kopwan SBW, rombongan dari Kabupaten Mamberamo Raya ini juga diajak berkunjung ke Koperasi Mina Tani di Brondong – Lamongan. Di koperasi nelayan ini mereka melakukan study banding cara-cara pengelolaan hasil nelayan. Sementara di Kopwan SBW mereka ingin mengetahui cara pengelolaan usaha simpan pinjam. Karena rombongan tersebut adalah wakil dari koperasi atau kelompok masyarakat yang telah beberapa kali mendapat bantuan. Sayang bantuan permodalan yang diberikan Disperindagkop dan UKM  tersebut tidak bisa berkembang.

Perlu diketahui, Kabupaten Mamberamo Raya merupakan  salah satu kabupaten di Provinsi Papua. Kabupaten dengan luas wilayah 23.813,91 kmini merupakan pemekaran dari Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Waropen pada 2007. Meski wilayahnya luas, ternyata jumlah penduduknya hanya sekitar 40 ribu jiwa yang tersebar di 12 distrik atau kecamatan.

Wilayah yang ber ibu kota di Burmeso ini kondisi topografinya bervariasi mulai dari dataran, perbukitan, hingga pegunungan. Topografi dataran terletak di utara dan selatan yang dipisahkan Pegunungan Foja dan Rouffaer. Di utara merupakan dataran rendah terletak antara garis pantai dan pegunungan yang membentang di bagian tengah kabupaten dengan pola memanjang timur barat dan mempunyai puncak tertinggi 2.164 m dpl. Di selatan terletak di suatu cekungan antar pegunungan, yaitu Pegunungan Foya dan Pegunungan Nassau hingga Pegunungan Jayawijaya. (gt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.