Banyak kesan akan terukir dalam wisata bersama. Tak mengherankan bila kegiatan ini membuat ketagihan. Seperti juga dialami kelompok 462. Sukses pada wisata pertama di Bhakti Alam – Pasuruan, kelompok inipun kembali mengadakan wisata bersama ke Yogyakarta. Bahkan wisata bersama ini telah dijadikan agenda rutin dua tahunan.

klp-462

Berkeliling kebun dengan aneka buah, bahkan menikmati buahnya langsung dari pohon tentu telah memberikan sensasi tersendiri. Itulah yang dialami anggota kelompok 462 pada Desember 2013 di Bhakti Alam – Pasuruan. Tapi canda tawa, tingkah polah anggota kelompok 462 selama dalam kegiatan wisata bersama, justru lebih mengesankan lagi. Tak mengherankan bila anggota ingin mengulanginya lagi. Sehingga muncullah gagasan untuk mengadakan wisata bersama dua tahun sekali.

Sensasi selama berwisata bersama itu kembali diulangi kelompok 462 saat berwisata ke Yogyakarta pada Agustus lalu. Tentu banyak cerita dibalik kegiatan melancong bersama yang juga menyertakan keluarga ini. Mengelilingi Candi Borobudur, berbasah-basah di Gua Pindul sampai dengan berbelanja di Malioboro dan Pasar Bringharjo telah menghadirkan sensasi tersendiri. Di setiap tempat, pasti masing-masing anggota mempunyai kesan berbeda dengan lainnya.

“Namanya juga ibu-ibu. Meski wisata, yang diingat itu ya… belanja,.. terus makan-makan. Kalau sudah belanja bisa lupa waktu. Apalagi kalau menemukan harga-harga yang murah. Maunya semua diborong. Seperti Bu Nastiti, untuk belanja saja sampai habis Rp 3 juta. Katanya sih sekalian kulakan untuk dijual di tokonya. Makanya untuk dua tahun lagi, rencananya wisata ke Bandung yang banyak wisata belanjanya,” tukas Ibu Elmi Anwar, Pj I kelompok 462.

Lain lagi dengan Ibu Liyani, anggota kelompok 462 yang paling “sepuh” ini justru merasa begitu terkesan ketika menyusuri Goa Pindul. Berada di atas ban bekas, berbasah-basah menyusuri ruang gelap goa dengan bau khas telah memberikan sensasi tersendiri. Karena memang itulah pengalaman pertama selama hidupnya.

Apapun kesannya dan bagaimanapun rasanya selama berwisata bersama, yang jelas semua itu telah menjadi pupuk kebersamaan. Ikatan emosional diantara anggota kelompok 462 samakin lekat. Hubungan dalam kelompok bukan lagi sekedar teman untuk mendapatkan pinjaman, tapi sudah mengarah pada pertalian persaudaraan.

Walaupun domisili anggota kelompok 462 ini berjauhan tapi pertemuan kelompok menjadi suatu yang menarik. Tak mengherankan bila tingkat kehadiran bisa mencapai 80% lebih. Pertemuan kelompok, tidak hanya sekedar kegiatan membayar kewajiban tapi juga menjadi acara temu kangen untuk saling bercerita.

Kelompok 462 dibentuk oleh dua komunitas berbeda yaitu komunitas guru-guru TK dan komunitas karyawan Waskita Karya. Tak mengherankan bila domisilinya juga tersebar di Sidoarjo dan Surabaya. Namun dalam perkembangannya sudah berbaur juga dari luar kedua komunitas tersebut, tapi masih dalam ikatan pertemanan ataupun kekerabatan. (gt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.