Buku 100 koperasi besar di Indonesia kembali diluncurkan pada 31 Oktober lalu di Auditorium Kementerian Koperasi UKM di Jakarta. Peluncuran tersebut merupakan terbitan ketiga setelah terbit pada 2012 dan 2015. Dalam ketiga terbitan itu pula Kopwan Setia Bhakti Wanita masuk dalam 100 Koperasi Besar Indonesia. Pada terbitan 2015, Kopwan Setia Bhakti Wanita berada di urutan ke 48. Sedangkan pada tahun 2017, naik dalam urutan ke 45.
Pada saat peluncuran buku tersebut, Kopwan Setia Bhakti Wanita juga menerima penghargaan sebagai 13 koperasi berkinerja menonjol. Penghargaan yang diserahkan oleh Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga tersebut, Koperasi Setia Bhakti Wanita berada pada urutan ketiga. Dalam hal ini Koperasi Setia Bakti Wanita meraih dua penghargaan yakni koperasi konsumen dengan Aset terbesar dan IT terbaik.
Dalam acara peluncuran buku 100 Koperasi Besar Indonesia tersebut dihadiri 100 pengurus dan pengelola koperasi besar dari berbagai pelosok tanah air. Termasuk dalam hal ini Pengurus dan Pengawas Kopwan Setia Bhakti Wanita. Kehadiran Pengurus di Jakarta tersebut setelah melakukan kegiatan study banding ke Lapenkop di Bandung pada 28 Oktober lalu.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Irsyad Muchtar, penulis buku 100 Koperasi Besar Indonesia, selama dua tahun terakhir, bisnis koperasi skala besar terus tumbuh di berbagai daerah di tanah air. Menariknya, koperasi berskala besar justru berkembang di kota-kota yang terbilang relatif kecil. Diurutan pertama dari 100 Koperasi Besar Indonesia diduduki Kospin Jasa dengan aset Rp 7,036 triliun dan volume usaha Rp 4,6 triliun. Kospin Jasa hingga kini masih tetap berkantor pusat di Pekalongan Jawa Tengah.
Ditempat ke dua diduduki Koperasi Kredit Lantang Tipo dengan aset Rp 2,6 triliun dan volume usaha Rp1,8 triliun. Koperasi inipun tetap bermarkas di Kabupaten Sanggau, yang berjarak sekitar 250 km dari ibu kota Kalimatan Barat. Demikian pula dengan KSPPS UGT Sidogiri dengan aset Rp 2,3 triliun dan volume usaha Rp 2,05 triliun mengelola usaha dari Pasuruan Jawa Timur. Sementara masih terdapat sepuluh Koperasi dari 100 KBI yang mencetak asset maupun omset lebih dari Rp 1 triliun. (gt)