Unit toko memang sering menjadi sorotan anggota. Mulai masalah ketersediaan barang, pelayanan hingga masalah pendapatan. Hal tersebut sering diungkap dalam forum Rapat Anggota maupun temuwicara anggota. Terkait dengan masalah itu, pihak menejemen SBW mengadakan bedah permasalahan unit toko bersama Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (AKRINDO) Jatim.
Kegiatan membedah permasalahan unit toko bersama AKRINDO ini dilakukan secara berkelanjutan. Diawali pada 21 Mei lalu dengan melakukan pelatihan sehari pada karyawan unit toko dan karyawan terkait. Pelatihan ini untuk membuka wawasan dan meningkatkan kinerja karyawan unit toko.
Dalam pelatihan tersebut dibahas bagaimana masalah pergudangan terkait dengan ketersediaan barang. Disamping itu juga dipaparkan bagaiman tentang disply sebuah swalayan. Tak ketinggalan dibedah pula mengenai alur mulai dari barang masuk hingga berada didisply. Dari semua pembahasan tersebut, mulai dirumuskan tentang SOP tata kelola swalayan. Menejemen beberapa swalayan besar juga disampaikan sebagai inspirasi.
Menindak lanjuti dari hasil pelatihan tersebut, Pengurus dan karyawan mulai melakukan penataan. Hasilnya bisa dilihat dari tampilan swalyan saat ini yang terasa lebih lega dan tertata. Pendampingan oleh AKRINDO inipun berlangsung hingga 27 Juli yang diakhiri dengan monitor dan evaluasi.
Memang, perubahan yang terjadi belum sepenuhnya memuaskan anggota. Hal ini terbukti saat temuwicara, pada 25 Juli lalu, masalah toko masih menjadi pertanyaan. Kendati demikian, perubahan kearah lebih baik sudah dilakukan dan akan terus dikaji agar unit toko SBW menjadi Swalyan modern. Tentu tujuan akhir adalah bagaimana konsumen terutama anggota bisa merasa senang belanja di swalyan SBW. Terpenting lagi, swalayan SBW bisa berkontribusi secara signifikan pada pendapatan Kopwan SBW. (gt)