Lain kelompok, lain pula kebiasaanya. Seperti kelompok 357 yang merasa lebih efisien mengadakan pertemuan di Depot, dibanding dengan anjang sana. Anggotapun menjadi lebih disiplin.
Pihak Depot Slamet yang ada di Jl. Prambanan- Surabaya itu seakan sudah hafal dengan ibu-ibu Kopwan Setia Bhakti Wanita. Bahkan tukang parkirpun sudah tahu kalau hari itu ada pertemuan kelompok. Tak mengherankan bila ia langsung menunjuk ke lantai dua, ketika ditanya tentang pertemuan SBW. Satu per satu motor anggota kelompok 357 itu juga sudah dihafalnya.
Benar saja, saat jarum jam menunjukan pukul dua belas kurang seperempat, lantai dua Depot Slamet telah dipenuhi anggota kelompok 357. Setidaknya saat itu sudah ada 17 anggota yang telah hadir. Tapi saat itu nampaknya ada perdebatan, walaupun acara pertemuan belum dimulai. Ada yang mencoba menelpon seseorang tapi gagal. Anggota lainnyapun mencoba menghubungi, tapi juga gagal. Akhirnya ada 2 anggota yang keluar ruangan.
Ternyata perdebatan tersebut dipicu oleh tidak hadirnya Ibu Hudi. Sehingga sebagian anggota nampak terlihat cemas, karena belum ada kabar dari Ibu Hudi dan belum titip kewajiban. “Tenang ibu, biasanya Ibu Hudi ini juga disiplin datang dan tidak pernah TR. Mungkin saja saat ini sedang diperjalanan,” tukas salah satu anggota yang mencoba menenangkan suasana.
Tunggu di tunggu, ternyata Ibu Hudi tidak muncul. Dihubungi juga tidak tersambung. Akhirnya Ibu Nunik dan Ibu Wati berinisiatif untuk mendatangi rumah Ibu Hudi. Tapi waktu tidak mau kompromi, jarum jam terus berputar mendekati angka 12. Ibu Nur selaku PJ II langsung berinisiatif untuk membuka acara pertemuan. Walaupun Ibu Suci selaku PJ I belum kembali dari mengambil kewajiban anggota yang telah ditransfer ke rekening kelompok.
Pertemuan pada Desember itu akhirnya memang terus berlanjut dibawah koordinasi Ibu Nur, PJ II kelompok 357. Walaupun ditengah pembacaan notulen, Ibu Suci sudah datang. Setelah menyerahkan pembayaran kewajiban anggota, Ibu Suci langsung menata dan menyelesaikan pekerjaan administrasi kelompok.
Pembacaan notulen itupun menjadi heboh ketika Ibu Nur menyampaikan hasil temu wicara. Saat itu disampaikan tentang acara gebyar HUT ke 40 Kopwan SBW. Anggota nampaknya kecewa karena pada acara 30 Mei hanya mengundang perwakilan anggota. Namun kekecewaan terobati, setelah disampaikan bahwa semua anggota bisa datang pada puncak acara yang akan diadakan di Jatim Expo. “Waouw” itulah respon spontan anggota.
Anggota kelompok 357 inipun semakin heboh ketika disampaikan tentang pemilihan kelompok terbaik di acara HUT. Nampaknya masalah yang pernah menimpa kelompok ini masih membayangi anggota. Dimana pada 2 tahun lalu telah terjadi TR berturut-turut yang melibatkan 5 anggota.
“Tahun 2015 itu memang tahun yang berat. Hampir satu tahun terjadi TR spontan karena tabungan kelompok sudah habis. Anggota berkurang dari 34 orang tersisa 24 orang. Alhamdulillah diakhir 2016 itu kondisi kelompok sudah mulai stabil setelah dilakukan pergantian PJ I,” ujar Ibu Suci, PJ I yang telah menggantikan PJ I bermasalah.
Dari kehebohan saat pembacaan notulen yang berisi tentang hasil temuwicara, anggotapun kembali tenang saat memasuki musyawarah pengajuan pinjaman. Tidak ada perdebatan dalam hal ini, karena kata setuju spontan terucap begitu tahu siapa yang mengajukan pinjaman. Tapi suasana kembali heboh ketika ada 2 calon anggota yang memperkenalkan diri.
Tempat tinggalnya dimana, tahu kelompok 357 dari siapa, apa sudah tahu sistemnya. Itulah kalimat yang dilontarkan anggota kepada calon anggota. “Yang penting itu mau hadir di pertemuan kelompok dan membayar kewajibannya. Jangan sampai jadi beban teman-teman satu kelompok,” ujar Ibu Pono.
Kalau berhalangan untuk hadir dipertemuan kelompok bisa disampaikan melalui group WA, tambah Ibu Nur. “Tapi jangan sampai 3 kali berturut-turut, karena kalau itu terjadi maka pengajuan pinjamannya akan ditunda pada bulan berikutnya. Jadi mohon diatur sendiri bagaimana caranya ibu bisa melaksanakan kewajiban sebagai anggota tapi tidak mengganggu aktivitas kerja,” tandasnya.
Ditengah musyawarah penerimaan anggota baru itulah, Ibu Nunik dan Ibu Wati datang dengan membawa kekecawaan. “Waduh jalannya macet sekali… sudah begitu tidak ketemu Ibu Hudi. Rumahnya tutupan. Kata tetangganya satu keluarga pergi ke Lamongan. Tapi gak tahu ada apa. Biasanya lho Ibu Hudi tidak seperti itu,” ujar Ibu Nunik.
Mendengar kabar tersebut, kecemasan mulai merasuki pikiran anggota. “Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan keluarga Ibu Hudi. Kalau melihat seperti itu biasanya ada kerabat yang mengalami musibah,” tukas salah satu anggota. Dengan kondisi tersebut anggotapun bisa memaklumi dan bersepakat untuk melakukan TR dengan memanfaatkan tabungan kelompok.
Saat itu posisi tabungan kelompok Rp 8,6 juta yang dihimpun dari Rp 15 ribu per anggota per bulan. Memang sejak memasuki 2017 kelompok ini sudah tidak pernah mengalami TR. Sehingga tabungan kelompok bisa terus bertambah tanpa terkurangi. Terkait dengan Ibu Hudi yang terkena TR hari itu, ternyata telah melunasinya sehari setelah pertemuan kelompok. Kepulangannya ke Lamongan juga karena ada kerabat yang kena musibah. “Peraturan kelompok kita, kalau pernah TR maka pengajuan pinjamannya diturunkan 25% dari pinjaman sebelumnya,” ujar Ibu Suci.
Tahun 2017 memang merupakan tahun kebangkitan bagi kelompok 357 setelah terpuruk selama 2 tahun. Anggota yang tadinya tersisa 24 orang kini bertambah menjadi 28 anggota. Bahkan pada pertemuan Desember itu telah bertambah lagi 2 orang. Kedisiplinanpun meningkat baik dalam masalah pembayaran kewajiban maupun kehadiran.
Sejak pertemuan diadakan di Depot Slamet, jumlah anggota yang hadir meningkat. Bahkan kedatangannyapun tepat waktu. “Dulunya kita anjangsana tapi yang hadir sedikit. Sekarang katanya anggota kalau tidak hadir eman. Tempatnya juga tidak jauh dari rumah karena berada ditengah-tengah. Juga lebih efisien karena tidak perlu ribet dan yang menanggung 4 anggota yang dapat voucher,” ujar Ibu Nur.
Pertemuanpun bisa dimulai tepat waktu. Bahkan hanya dalam waktu satu jam, semua agenda pertemuan kelompok telah dilaksanakan. Seperti pada pertemuan Desember lalu. Dimana acara dimulai tepat pukul 12 seperti dijadwalkan. Dan sebelum pukul satu siang, anggota sudah bisa menikmati hidangan yang telah disediakan. Sementara PJ I dan PJ II didampingi Ibu Arifah selaku PPL memberesi administrasi dan pembayaran kewajiban agar bisa disetorkan ke SBW siang itu juga. (gt)