Canda-tawa, sedih-duka telah mewarnai perjalanan kelompok 513 selama 12 tahun. Selama itu pula dinamika yang terjadi telah memperkokoh kebersamaan. Kelompokpun menjadi aman terkendali sebagaimana yel-yel yang selalu dipekikkan.
Diluar memang terik matahari begitu menyengat. Beda dengan suasana di sebuah cafe yang ada di ujung Jl Tenggilis itu. Apalagi lagu-lagu lawas yang didendangkan seakan menghanyutkan angan. Ibu-ibu yang hadir dibuat larut dalam kenangan masing-masing. Begitulah suasana yang dihelat anggota kelompok 513 dalam rangka memperingati HUT ke 12 kelompoknya.
“Hari ini acaranya memang bersenang-senang untuk merayakan hari terbentuknya kelompok kita yang sebetulnya tanggal 4 Nopember. Tapi kita mencari hari yang banyak anggota bisa hadir. Makanya kita cari hari Minggu dan itu tepat tanggal 19 Nopember ini. Tak apa ya bu… yang penting masih Nopember dan terpenting lagi, semua ini bisa menambah semangat kebersamaan kita,” ujar Ibu Ratna Suminar selaku PJ I kelompok 513 disambut tepuk tangan anggotanya.
Pada kesempatan tersebut, Ibu Ratna tetap mengingatkan kepada anggotanya agar selalu menjaga kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. Sehingga kelompok 513 selalu aman terkendali sebagaimana yel-yel yang selalu dipekikkan saat pertemuan. Disampaikan pula, sejak 3 bulan lalu, jumlah anggota telah mencapai 50 orang. Walaupun demikian, masih banyak yang ingin gabung.
Memang berada dalam kelompok yang kesemua anggotanya punya rasa tanggung jawab akan terasa nyaman. Tidak ada rasa was-was saat hadir dipertemuan kelompok karena semua anggotanya disiplin dalam pembayaran kewajiban. “Kelompok 513 pernah sekali mengalami TR, tapi itu sifatnya sementara. Saat itu, ada anggota yang belum hadir dan tidak titip kewajiban, akhirnya kita TR. Tapi kemudian ia hadir saat pertemuan kelompok akan ditutup. Sejak itulah kedisiplinan menjadi perhatian setiap anggota kelompok 513,” tukas Ibu Ratna disela-sela acara.
Sambil menikmati hidangan, ibu-ibu anggota kelompok 513 terus menikmati lagu-lagu yang dimainkan goup musik dari cafe. Beberapa anggotapun menyumbangkan suaranya. Bahkan suasana semakin heboh ketika salah satu anggota menyanyikan lagu dangdut. Anggota yang lain seakan tidak tahan untuk terus berdiam diri. Merekapun beramai-ramai turun melantai untuk bergoyang bersama. Tidak hanya bernyanyi, beberapa anggota juga menyumbangkan kemampuannya dalam dance.
Kehebohanpun terus berlanjut ketika menginjak acara fasion show. Bagaimana tidak, semua anggota diharuskan turun untuk berlenggak-lenggok seperti peragawati. Padahal tidak semuanya bisa bahkan ada yang malu-malu. Tak pelak, tawapun meledak melihat ulah ibu-ibu berlenggak lenggok memperagakan busananya “Bebas aja gayanya, mau jalan muter-muter terus didepan juga ndak apa-apa,” tukas Ibu Ani sebagai komentatornya.
12 Tahun lalu
Kelahiran kelompok 513 ini tentu tidak lepas dari Ibu Sri Astuti yang juga mantan PPL tahun 90 an. Dua belas tahun lalu, Ibu Sri Astuti yang sudah pensiun dari PPL itu mencoba mencari-cari teman dekat disekitar Rungkut Asri untuk membentuk kelompok baru. Walaupun sebetulnya Ibu Sri sendiri sudah tergabung di kelompok 337 yang berlokasi di Darmo Kali.
“Saya itu beberapa kali pindah kelompok. Pertama saya ada dikelompok 312 kemudian pindah ke kelompok 357. Terus pindah lagi ke kelompok yang ada di Darmo Kali. Setelah saya pindah rumah di Rungkut Asri, saya mencari-cari teman disekitar tempat tinggal untuk saya ajak mendirikan kelompok. Waktu itu memang agak sulit mengajak orang untuk bergabung,” papar Ibu Sri Astuti.
Ibu Sri Astuti yang suka bermain tenis lapangan inipun tidak kehilangan akal. Semangatnya untuk membentuk kelompok baru terus membara. Maka keinginan itupun disampaikan pada teman-teman tenisnya. Tapi karena teman tenis kebanyakan laki-laki maka yang menjadi sasaranya adalah para istri teman tersebut. Kepada mereka disampaikan apa dan bagaimana Kopwan SBW.
Upaya Ibu Sri Astuti inipun tidak sia-sia. Setidaknya saat itu sudah ada 15 ibu yang siap bergabung. Sehingga tepat pada 4 Nopember, resmilah kelompok yang beranggotakan istri-istri pemain tenis lapangan di UPN itu terbentuk. Kini 12 tahun berjalan, anggota kelompok 513 sudah beragam. Bahkan lokasi tempat tinggalnya juga tersebar, tidak hanya dari sekitar Rungkut Asri.
Kendati, tempat tinggal anggota tersebar jauh, tapi semangat kebersamaan anggota kelompok 513 tetap terjaga. Kebersamaan inilah yang membuat anggotanya merasa nyaman. Setidaknya selama 12 tahun berjalan, kelompok 513 belum pernah mengalami guncangan berarti. Karena memang setiap anggota kelompok 513 mampu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Hal itu pula yang kemudian menjadi daya tarik masyarakat disekitar untuk bergabung di kelompok 513. (gt)