Sejarah Singkat : Dalam perjalanannya memang telah banyak capaian maupun prestasi yang telah diraih Kopwan Setia Bhakti Wanita. Ke dalam, Kopwan Setia Bhakti Wanita telah mampu meningkatkan omset, asset dan jumlah anggotanya. Sementara keluar berbagai pengakuan juga telah didapat.
Namun bila dilihat perjalanan ke belakang semua itu bermula dari kumpulan ibu-ibu arisan yang terdiri dari 35 orang. Mereka adalah orang-orang yang punya komitmen dan idialisme. Setiap bulan mereka berkumpul dari rumah anggota satu ke yang lain secara bergiliran. Dan nilai arisannya sebesar Rp 2.000 per orang.
Sekitar 1975 kelompok ini telah mempunyai usaha simpan pinjam walau kecil-kecilan. Waktu itu anggota bisa pinjam Rp 5 ribu yang dicicil 5 kali, kemudian terus berkembang dan pinjaman bisa meningkat hingga Rp 10 ribu. Seiring waktu, modalpun bertambah, pinjaman bisa semakin ditingkatkan menjadi Rp 50 ribu. Dan biasanya pinjaman tersebut digunakan untuk membuka usaha walaupun sifatnya temporer. Seperti misalnya membuat kue yang dijual tatkala lebaran. Pinjaman tidak hanya diberikan pada anggota arisan tapi juga masyarakat sekitar. Hal tersebut dilakukan sebagai gerakan untuk melawan rentenir yang semakin merajalela waktu itu.
Sementara ditempat lain, tepatnya di Malang telah berkembang pula Kopwan Setia Budi Wanita. Dan kebetulan Ibu Mursia Zaafril Ilyas salah satu tokohnya, dekat dengan anggota kelompok arisan ini. Sejak 1977 Ibu Zaafril mulai datang ke pertermuan arisan untuk memperkenalkan tentang koperasi. Bahkan para pengurus Kopwan Setia Budi Wanita – Malang juga diajak untuk memotivasi terbentuknya koperasi.
Memang ketika pertama kali diperkenalkan tentang koperasi, anggota kelompok arisan ini kurang begitu tertarik. Tapi rupanya Ibu Zaafril tidak putus asa.Pada setiap pertemuan selalu datang untuk memotivasi agar membentuk koperasi. Karena dari jumlah anggota, memang sudah memenuhi persyaratan.
Setelah 4 hingga 5 kali pertemuan dengan Ibu Zaafril, munculah keinginan untuk mencoba membentuk koperasi. Pada awalnya dipilihlah rumah Ibu Tatiek Yudara sebagai kantor, dan kegiatan dilakukan di garasi. Tapi lama kelamaan garasipun tidak memadai sehingga harus masuk ke ruang tamu. Sementara ruang makan dijadikan tempat untuk ruang rapat pengurus.
Dari anggota 35 orang kemudian beberapa orang mencoba membentuk kelompok baru hingga terbentuk 4 kelompok. Karena anggota sudah banyak, akhirnya Depkop waktu itu diminta untuk melakukan pembinaan. Kemudian disarankan untuk mengajukan permohonan badan hukum.Kemudian pada tanggal 30 Mei 1978, Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita diresmikan oleh Departemen Koperasi Kodya Surabaya dengan wilayah kerja Kecamatan Gubeng. Dua tahun kemudian tepatnya 15 Januari 1980 mendapat badan hukum dari Depkop Kodya Surabaya, dengan nomor : 4362/BH/II/80.
Seiring dengan perkembangan anggota, kantorpun berpindah dari sebuah garasi ke sebuah kantor di Jl Panglima Soedirman. Kantor tersebut milik Puskowanjati yang disewakan. Perkembangan selanjutnya, Kopwan Setia Bhakti Wanita akhirnya mampu memiliki gedung kantor sendiri di Jl. Jemur Andayani, 55 Surabaya. Gedung yang diresmikan tahun 1988 itu merupakan hasil partisipasi anggota. Saat itu anggota sepakat untuk tidak menerima SHU selama 5 tahun.
Perkembangan organisasi maupun usaha yang terus meroket dari tahun ke tahun, membuat Kopwan Setia Bhakti Wanita hampir setiap tahun mendapat penghargaan. Sejak tahun 1980 Kopwan Setia Bhakti Wanita termasuk dalam koperasi klasifikasi A (sangat mantap). Berbagai prestasi seperti koperasi terbaik, koperasi andalan, koperasi teladan, koperasi teladan utama dan koperasi berprestasi juga telah diraih. Tak mengherankan bila kemudian Kopwan Setia Bhakti Wanita sering dijadikan tempat menimba ilmu atau study banding bagi koperasi dari seluruh pelosok tanah air.
Bahkan di tahun 2002, system tanggung renteng yang telah diterapkan di Kopwan Setia Bhakti Wanita diakui kehandalannya secara nasional. Berkaitan dengan itu Meneg Koperasi dan UKM meminta Ny. Yoos Lutfi sebagai Ketua Umum Kopwan Setia Bhakti Wanita saat itu, untuk mereplikasi system tersebut di 7 propinsi. Hal ini pula yang kemudian menjadi cikal bakal didirikannya unit Learning Center Kopwan Setia Bhakti Wanita.
Rasa memiliki, merupakan salah satu kunci dari perkembangan Kopwan Setia Bhakti Wanita. Rasa memiliki diantaranya ditunjukan anggota ketika membangun gedung kantor pertama dan kedua. Gedung I dibangun dari SHU anggota dan
Gedung II, merupakan hasil sumbangan Rp 16 ribu per anggota. Begitu pula ketika Kopwan Setia Bhakti Wanita terbebani bunga bank ditahun 1998 (krisis moneter), anggota secara bersama-sama menutup lunas pinjaman koperasinya pada bank. Dengan rasa memiliki dan kebersamaan itulah Kopwan Setia Bhakti Wanita terus menunjukkan trend kenaikan di setiap tahunnya.
Kalau pada awal berdiri hanya bermodalkan Rp 300 ribu, kini omset telah berkembang menjadi hampir dua ratus milyar rupiah. Begitu pula assetnya yang kini telah mencapai lebih dari seratus lima puluh milyar rupiah. Diantaranya berupa gedung yang berada diatas lahan 1400m2 dan satu gedung yang difungsikan sebagai Griya Tamu. Dengan capaian-capaian tersebut, pada tahun 2012 Kopwan Setia Bhakti Wanita masuk dalam 100 koperasi besar di Indonesia versi Kementrian Negara Koperasi dan UMKM.