SBW Peduli

Ada yang mencolok dalam penyerahan dana SBW Peduli pada 14 Mei lalu. Kegiatan yang dilaksanakan di gedung tengah Kopwan SBW itu tampak didominasi Lansia. Mereka adalah penerima manfaat dana SBW Peduli. Setidaknya dari 25 penerima manfaat, terdapat 19 orang yang tergolong Lansia. Bahkan ada yang sudah berusia 97 tahun.

Tentu saja kondisi tersebut bukan karena sasaran SBW Peduli adalah Lansia. Tapi karena sasaran SBW Peduli adalah keluarga miskin. Kebetulan keluarga miskin yang diajukan oleh kelompok-kelompok anggota, kebanyakan tergolong Lansia. Tak mengherankan bila pada penyaluran dana SBW Peduli ditahun 2018 ini didominasi Lansia.

SBW Peduli

Adalah Ibu Misnah yang diusulkan oleh kelompok 188. Ibu yang telah berusian 97 tahun ini hidup dirumah kos bersama anak dan cucunya dengan biaya Rp 100 ribu per bulan. Anaknya sudah tidak bekerja lagi dan untuk kehidupan sehari-harinya dibantu oleh cucunya. Apalagi saat ini, ibu yang tinggal di Jl Dinoyo Alun-alun itu sudah tidak bisa melihat lagi. Sehingga kehidupannya lebih banyak bergantung pada orang lain. Dengan kondisi seperti itu, Ibu Misnah memang pantas menerima bantuan SBW Peduli.

“Ini rejeki dari Alloh untuk ibu dan bapak melalui Kopwan SBW. Apa yang kami berikan ini merupakan hasil penyisihan dari SHU kami. Untuk itu kami mohon do’a dari Ibu dan Bapak agar SBW kedepan terus berkembang. Sehingga setiap tahun bisa lebih banyak lagi yang dibantu,” tukas Ibu Indra, Ketua Kopwan SBW dihadapan penerima bantuan SBW Peduli.

Beragam ekspresi dari penerima bantuan setelah mendengar paparan tentang Kopwan SBW termasuk didalamnya ada program SBW peduli. Seperti yang dilakukan Ibu Sulimah usulan dari kelompok 569. Ibu berusia 72 tahun ini berdo’a dengan khusuk untuk kejayaan Kopwan SBW. Bahkan setelah menerima bantuan, ia pun kembali berdo’a dihadapan pengurus Kopwan SBW dan tim SBW Peduli. Sehingga suasana menjadi begitu mengharukan.

Lain lagi dengan Ibu Suliyah yang diusulkan kelompok 270. Ibu yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini begitu merasa terharu. Disaat ia sangat  membutuhkan dana ternyata ada lembaga yang membantunya. Bahkan matanya berkaca-kaca ketika mendengar cerita tentang Kopwan SBW. Apalagi ketika ia menerima dana bantuan tersebut dan menghitungya, ia seakan tak sanggup lagi menahan tangisnya. Perjalanan hidupnya memang pedih dan berat, tapi masih ada yang peduli dengan kehidupannya. Itulah yang membuatnya terharu. (gt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.