Diskusi Penanggung Jawab (PJ) kelompok sudah menjadi agenda rutin tahunan Kopwan Setia Bhakti Wanita. Kegiatan yang digelar dua kali dalam setahun ini sebagai upaya mengkomunikasikan berbagai persoalan yang ada ditingkat kelompok maupun ditingkat Kopwan SBW. Disinilah berbagai persoalan tersebut didiskusikan bersama Pengurus, Pengawas, PPL dan PJ. Disamping untuk mencari jalan keluar, diskusi PJ ini juga dikonsep untuk bisa menjadi pembelajaran bagi semua.
Dalam tahun ini, kegiatan diskusi PJ pertama digelar pada 25-27 April. Agar forum diskusi tersebut bisa berjalan efektif maka dari 441 kelompok yang ada saat ini dibagi menjadi 18 kelas. Setiap hari ada 6 kelas yang terbagi dalam 3 kelas pagi dan 3 kelas siang. Sedangkan tema yang diangkat dalam diskusi PJ pertama ini adalah “Menghadapi tantangan yang akan datang dengan memperkokoh Kopwan SBW dalam bidang organisasi dan permodalan secara mandiri”
Pada kesempatan tersebut Ibu Indri Soerjani, Ketua I Kopwan Setia Bhakti Wanita menyampaikan arti sebuah kepercayaan. Dipaparkannya, untuk mengatasi lonjakan omset yang biasanya terjadi menjelang pendaftaran anak sekolah dan menjelang lebaran, Kopwan SBW harus mencari dana segar dari pihak ketiga. Disinilah arti sebuah kepercayaan itu begitu terasa. Karena bisa dibayangkan, kalau saja Kopwan SBW ini bukan lembaga yang bisa dipercaya tentu akan kesulitan menutup kebutuhan dana tersebut secara cepat.
“Setelah tanda tangan, saya sempat tercenung sejenak. Karena yang saya tanda tangani itu menyangkut nilai dana yang cukup besar. Bahkan teman saya yang seorang pengusaha itu, sempat kaget mendengar besar pinjaman di bank yang baru saja saya tandatangani itu. Karena menurutnya mendapat pinjaman dari bank saat ini cukup sulit apalagi dalam jumlah besar. Ini memang patut kita syukuri, karena kita secara kelembagaan sangat dipercaya. Tentu saja untuk meraih kepercayaan itu juga bukan hal mudah,”tukas Ibu Indri dihadapan peserta diskusi PJ.
Untuk itulah dalam forum tersebut, Ibu Indri mengajak semua PJ untuk memperkuat system tanggung renteng dengan menjalankannya secara konsisten. Karena sudah terbukti, dengan penerapan system tanggung renteng itulah Kopwan SBW menjadi lembaga keuangan yang bisa dipercaya. Dengan penerapan system tanggung renteng itu, kewajiban Kopwan SBW pada pihak ketiga tidak pernah meleset.
Disampaikan juga, dengan penerapan yang konsisten, maka setiap anggota akan menjadi orang-orang yang bisa dipercaya. Kalau anggotanya adalah orang-orang terpercaya maka kelompoknya hingga koperasinya juga akan menjadi yang terpercaya. Itulah yang membuat Kopwan SBW bisa dengan mudah mendapatkan pinjaman dana dari pihak ketiga. Hal ini pula yang harus terus dijaga dan dirawat bersama.
Dengan diskusi PJ inilah, semua persoalan dikelompok diharapkan bisa dicarikan solusianya dan menjadi pembelajaran bagi semua. Sehingga semua kelompok nantinya bisa mempunyai kemampuan untuk meminimalisir terjadinya TR. Kalaupun terjadi TR, anggota secara kelompok mampu menyelesaikannya. Dengan demikian kepercayaan terhadap kelompok bisa tetap terjaga. (gt)