Banyak yang menghawatirkan kondisi Ibu Riana PJ I kelompok 428 sebagai peserta outbond. Bagaimana tidak, untuk berjalan saja ia harus menggunakan tongkat. Tapi kekhawatiran tersebut nampaknya tidak beralasan. Semangat Ibu Riana ternyata mampu mengalahkan rasa sakit dikakinya. Bahkan semua trip outbond berhasil dilibasnya hingga tuntas.
“Bagaimana bu kondisinya ?” tanya salah satu pemandu yang menghawatirkan kondisinya. “Tidak ada masalah dan sangat mengesankan,” jawab Ibu Riana dengan senyum dan rasa puas setelah kembali ke basecamp.
Ibu Riana adalah salah satu peserta outbond PJ yang diselenggarakan pada 28 Pebruari lalu. Outbond perdana yang diadakan di Kebun Teh Wonosari – Lawang tersebut merupakan program kerja Pengurus yang telah disepakati di Rapat Anggota. Dalam tahun ini, outbond direncanakan melibatkan semua PJ I dan PJ II. Untuk itulah kegiatan tersebut terbagi dalam 6 kali yang dimulai pada Pebruari lalu. Setiap pemberangkatan, melibatkan 152 anggota dengan menyewa 3 bus.
Berbeda dengan outbond sebelum-sebelumnya yang melibatkan pihak luar sebagai instruktur atau pemandunya. Pada outbond kali ini, langsung dipandu oleh para PPL yang sudah mendapat pelatihan dari Puskowanjati. Meski demikian, jalannya kegiatan tidak kalah seru dengan outbond sebelumnya. Banyak peserta yang menyatakan terkesan dengan outbond kali ini.
Permainan di basecamp misalnya, telah membuat peserta bergerak dinamis dengan diiringi tawa. Meski pada awalnya para peserta banyak yang tidak saling mengenal, tapi dengan berbagai permainan tersebut membuat mereka akrab seakan sudah kenal lama. Serunya lagi ketika mereka dibagi dalam kelompok-kelompok untuk bisa menaklukkan permainan disetiap pos.
Kendati demikian, ada juga peserta yang merasa masih kurang seru. “Kurang seru karena tidak ada kegiatan yang membuat kita berkotor-kotor ria. Padalah kita sudah membawa baju ganti lho. Jadi siap untuk berkotor-kotor,” tukasnya sambil tertawa riang.
Memang dalam outbond ini sengaja meminimalisir kegiatan yang membuat peserta berkotor-kotor. Pasalnya, jumlah toilet yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah peserta. Hal tersebut juga ditunjang dengan cuaca yang cerah dan tidak hujan. Tapi bisa dibayangkan bila terjadi hujan, tentu kegiatan berkotor-kotor ria tidak bisa dihindarkan lagi.
Kegiatan berkotor-kotor ria memang seru tapi bukan tujuan utama dari diadakannya outbond. “Kita memang sudah lama tidak mengadakan outbond. Tahun ini kita adakan sebagai ganti kegiatan diskusi PJ. Dari outbond ini diharapkan, kita lebih bisa memahami nilai-nilai Tanggung Renteng,” harap Ibu Indra Ketua Kopwan SBW saat pembukaan.
Setelah Pebruari, kegiatan outbond ini dilanjutkan pada bulan Maret. Outbond gelombang kedua tersebut telah diadakan pada 28 Maret. Sedangkan gelombang ketiga direncanakan pada 27 April yang jatuh pada hari Sabtu. Kemudian untuk gelombang keempat dan seterusnya dimulai pada Juli setelah lebaran. (gt)