Ditengah pandemi Covid 19 ini banyak pihak yang memberikan perhatian pada pengemudi ojek online. Karena memang pekerjaan ini sangat terpukul sebagai dampak diberlakukannya PSBB. Tapi sebetulnya ada lagi yang lebih terpukul yaitu para pengemudi becak. Bahkan jenis pekerjaan ini, sudah terpukul sejak maraknya ojek online. Terkait dengan itu, SBW Peduli kembali memberikan bantuan kepada para pengemudi becak yang tergabung dalam program Kabin Cacak.
Sekitar 20 pengemudi becak telah mendatangi kantor Kopwan SBW untuk menerima bantuan sembako pada 15 Mei lalu. Pada kesempatan tersebut mereka menerima bantuan berupa beras 5 kg, gula 1 kg, minyak goreng 1 lt, mie instan 5 bungkus, syrup 1 btl dan 1 roti kaleng. Harapannya bantuan tersebut bisa meringankan beban hidup ditengah pandemi Covid -19 .
Seperti diketahui, sejak tahun 2019, SBW Peduli bekerjasama dengan Yayasan Nurul Hayat membentuk program Kabin Cacak (Kelompok Binaan Cak Becak). Para pengemudi becak ini secara rutin telah mendapat pembinaan rohani dari Yayasan Nurul Hayat. Sedangkan SBW Peduli memberikan bantuan berupa uang dalam bentuk tabungan di Kopwan SBW. Harapannya bantuan tersebut bisa menjadi stimulus bagi para pengemudi becak untuk giat menabung. Sehingga nantinya bisa menjadi modal bagi mereka untuk bergerak dalam usaha lainnya.
“Bagaimana bapak-bapak, apa sudah menabung ?,” tanya Ibu Dani, Ketua Kopwan SBW saat memberikan sambutan dalam penyerahan bantuan kepada Kabin Cacak. “Belum… jangankan untuk menabung, untuk makan saja susah bu,” jawab beberapa para pengemudi becak yang tergabung dalam Kabin Cacak.
Jawaban tersebut memang cukup beralasan, apalagi saat ini dalam kondisi pandemi covid 19. Seperti diakui Sarmuji, pengemudi becak yang tergolong Lansia dan mempunyai 7 cucuk ini. Untuk mencukupi kebutuhannya, Sarmuji tidak lagi bisa mengandalkan pendapatan sebagai pengemudi becak yang mangkal di Margorejo. Kini ia bersama sang istri telah membuka warung dan berjualan bensin eceran. Sedangkan becak hanya sebagai pekerjaan sambilan bila ada yang membutuhkan.
“Mbecak saiki gak koyok biyen, kalah ambek ojek online sing sampek mlebu-mlebu kampung. Mbecak gak payu saiki. (menjadi pengemudi becak tidak seperti dulu lagi, kalah sama ojek online. Sekarang becak gak laku-red). Mangkanya sekarang mbecak hanya sebagai sambian,” tukas Sarmuji, salah satu pengemudi becak yang tergabung dalam Kabin Cacak. (gt)