Banyak pejabat, pengusaha dan artis yang telah menjadi kliennya. Berbagai tradisi pernikahanpun telah dikuasai. Dialah Ibu Lindia Miniarti anggota kelompok 447, owner LM Wedding & Event Organizer.
Sekilas memang tidak jauh beda dengan rumah disebelah- sebelahnya. Tidak ada aktivitas menonjol yang menunjukan rumah tersebut sebagai tempat usaha. Kecuali sebuah papan nama yang terpasang didepan. Itulah kediaman Ibu Lindia Miniarti yang sekaligus difungsikan sebagai tempat usahanya.
Ditempat itulah, konsep dan perencanaan sebuah event pernikahan dibuat. Sebuah event yang tidak hanya bernilai puluhan juta, tapi juga ratusan juta bahkan ada yang mencapai diatas 1 milyar rupiah. Karena nilainya tinggi, maka kliennyapun banyak yang berlatar belakang tokoh masyarakat, pejabat, pengusaha maupun artis.
“Setiap event tentu konsepnya tidak sama. Latar belakang agama dan budaya menjadi faktor kuat yang mempengaruhi konsep sebuah event pernikahan. Begitu pula latar belakang ekonomi akan berpengaruh juga pada perencanaan anggarannya. Kita selalu terbuka dalam berdiskusi terkait dengan anggaran ini,” ungkap Ibu Lindia, owner LM Wedding & Event Organizer.
Tapi lanjutnya, ada juga klien yang tidak mempermasalahkan anggaran. Berapapun yang diajukan, akan diterima. Bagi mereka suksesnya sebuah acara yang membuat mereka puas lebih berharga dibanding dengan uang yang dikeluarkan. Kepuasan klien inilah yang akan menjadi sarana promosi gratis dan jangkauannya luas.
“Uang menjadi tidak masalah bagi mereka. Tapi tidak jarang juga mereka sangat cerewet. Tapi bagi kita tidak ada masalah. Justru dari kecerewetan itulah kita bisa belajar banyak dan lebih cermat lagi dalam prepare. Begitu mereka marasa puas, maka akan menjadi sarana promosi efektif bagi kita,” tukas Ibu satu putra ini.
Konsep yang jelas dan perencanaan yang detil memang sangat dibutuhkan dalam hal ini. Persiapan untuk hal-hal yang kecilpun tidak boleh terlewatkan. Tak mengherankan bila untuk hal itu, Ibu Lindia melibatkan sekitar 50 frelancer. Begitu pula dengan vendor yang dilibatkan dalam sebuah event juga tidak sedikit.
Dalam sebuah event pernikahan, masalah catering, souvenir dan dokumentasi baik foto maupun vedio akan menjadi perhatian utama. Karena menurut Ibu Lindia, hal itulah yang akan menjadi kenangan dalam waktu yang lama. Bahkan dari situ pula yang akan menjadi sarana promosi gratis. Walaupun demikian masalah lain seperti dekorasi, make up hingga rundown acara juga mendapat perhatian khusus, karena itu akan menentukan sukses tidaknya sebuah event.
Untuk kesuksesan sebuah event, Ibu Lindia telah berkolaborasi dengan banyak vendor dengan berbagai karakteristik kelebihannya. Sehingga LM Wedding bisa melayani permintaan dari berbagai tradisi atau budaya. Karena memang Ibu Lindia juga punya latar belakang pengalaman sebagai EO Wedding kelas atas.
“Sebelum membuka usaha sendiri saya bekerja di EO yang berkantor di Hotel JW Marriot. Di perusahaan ini, saya dituntut untuk bisa mengerjakan banyak hal. Pokoknya all-round, apapun dikerjakan mulai mencari klien sampai laporan keuangan bahkan turun ke lapangan saat event. Klien saya waktu itu memang kelas atas dan kebanyakan Chinese. Jadi saya sudah terbiasa masuk wihara ataupun gereja,” ungkap Ibu Lindia yang juga alumni STESIA ini.
Justru dari pengalaman sebagai pekerja all-round itulah membuatnya banyak tahu seluk beluk pengelolaan event organizer termasuk dalam hal ini pengelolaan event wedding. Bahkan dari tempat kerja itu pula ia bisa mengenal vendor-vendor kelas atas terkait dengan event pernikahan. Usaha EO yang dikelolanya itupun bisa berkembang dengan pesat.
Tapi perjalanan hidup, tampaknya berbeda dengan yang diharapkan. Putra pertama dan kedua meninggal, sehingga putra terakhirnya kini menjadi putra pertamanya. Itupun kondisinya sering sakit. Sehingga ia memutuskan untuk berhenti bekerja, agar bisa lebih fokus pada keluarga.
Disaat keluarga mulai tertata, muncullah keingginan untuk membuka usaha sendiri yang bisa dikelola dirumah. Sehingga bisa tetap mengurus keluarga sambil mengelola usaha. Jenis usaha yang dipilihpun tidak jauh dengan pengalaman yang pernah didapatnya. Bahkan untuk melengkapinya, Ibu Lindia mulai belajar pengantin tradisional Nusantara dan muslim.
Lindia Miniarti yang disingkat dengan LM atau lengkapnya LM Wedding Organizer. Itulah nama usaha yang didirikan pada tahun 2010 lalu. Dalam perjalanan selama 9 tahun tersebut, LM Wedding Organizer sudah pernah 3 kali menggarap event pernikahan dengan nilai diatas Rp 1 milyar. Tak mengherankan bila LM Wedding Organizer ini mempunyai image sebagai event organizer kelas atas. Karena memang setiap event nilai minimalnya sudah mencapai Rp 150 juta.
Dalam perkembangannya, Ibu Lindia Miniarti nampaknya juga ingin menangkap peluang pasar dikalangan menengah. Untuk itu, pada tahun lalu tepat dihari ulang tahun pernikahannya, ia mengibarkan bendera usaha dengan nama Rahmah. Untuk pengelolaanya ditangani sendiri oleh suaminya.
“Rahmah Wedding Organizer ini bermain dengan budget pada kisaran Rp 60 juta hingga Rp 90 juta. Disini juga lebih banyak menyasar pada pernikahan tradisional dan muslim. Kalau dengan kita itu, pengantin betul-betul jadi raja dan ratu. Mereka tidak lagi disibukan dengan berbagai urusan pernikahannya. Dan kita sebagai pelayannya,” tukas Ibu Lindia yang juga anggota kelompok 447 ini.
Menurut Ibu Lindia, ia diajak teman untuk bergabung dengan kelompok 447 pada tahun 2015. Baginya dengan bergabung di Kopwan SBW, ia merasa banyak manfaat yang didapatnya. Teman dan jaringan usaha yang makin luas serta berbagai ilmu ketrampilan yang bisa diperolehnya. Bahkan untuk tahun 2020, dia sudah mendapat pesanan dari 2 anggota untuk menangani proses pernikahan anaknya. (gt)