Kalau disebutkan Kopwan Setia Bhakti Wanita sebagai asset bangsa, tentu bukanlah hal berlebihan. Mengingat koperasi wanita yang lahir pada 30 Mei 1978 ini telah menunjukan kiprahnya. Tak mengherankan pula bila banyak pihak yang berharap agar koperasi ini terus memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan bersama dan perekonomian bangsa. Sebagaimana terungkap dalam RAT yang diselenggarakan 23 Pebruari lalu.
Dalam sambutannya, Ibu Indri Sorjani, Ketua I Kopwan Setia Bhakti Wanita berharap agar ke depan lebih eksis lagi. Kalau saat ini ada 13 ribu lebih anggota Kopwan SBW, ke depan harus lebih banyak lagi yang bisa dijangkau. Harapannya seluruh wanita di Surabaya dan sekitarnya bisa menjadi anggota Kopwan SBW.
“Mari kita ajak mereka untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraannya melalui Kopwan SBW. Mengingat persaingan ke depan akan semakin berat, apalagi sudah memasuki era MEA saat ini. Berbagai produk luar negeri akan semakin gencar menekan produk-produk kita. Begitu pula tenaga kerja yang kalau tidak mampu bersaing akan menjadi korban PHK. Bersama Kopwan SBW kita jawab semua tantangan itu,” harapnya.
Hal sama juga disampaikan Ibu Chandra yang mewakili Ketua Puskowanjati. Dalam sambutannya ia menyampaikan harapan agar keberadaan Kopwan Setia Bhakti Wanita bisa bertahan hingga anak cucu. “Keberadaan SBW tidak hanya untuk saat ini saja. Tapi terus berkembang dan bisa dinikmati anak cucu kita,” tukasnya.
Namun lanjutnya perlu disadari pula bahwa tantangan ke depan tidaklah ringan. Era MEA telah masuk, dimana era persaingan semakin ketat. Kopwan SBW sebagai lembaga keuangan tentu juga akan mengahadapi pesaing sesama lembaga keuangan. Bahkan di era MEA ini lembaga keuangan dari negara lainpun ikut masuk dalam persaingan ini. Untuk itu penguatan ke dalam harus dilakukan untuk tetap bisa eksis ditengah persaingan.
Penguatan kedalam itu, diantaranya terkait dengan sikap dan perilaku anggota terhadap sistem tanggung renteng. Sistem ini tidak hanya difahami sebagai mekanisme mendapatkan pinjaman. Tapi lebih dari itu, sebagai sistem pembentukan karakter yang didasari nilai-nilai TR. Kalau ini bisa diwujudkan, maka penguatan akan terjadi dan tantangan apapun akan bisa dihadapi.
Sementara Bapak Mubin, Ketua Dekopinwil Jatim juga berharap dukungan dari seluruh koperasi di Jatim diantaranya juga Kopwan SBW untuk memperkuat gerakan koperasi. Dikatakannya Dekopinwil Jawa Timur merupakan satu-satunya wadah bagi gerakan koperasi di Jawa Timur. Tantangan saat ini tidak bisa dihadapi sendiri-sendiri, melainkan secara besama-sama melalui gerakan koperasi.
Persaingan global melalui MEA tentu bukan tantangan yang ringan, lanjutnya. Belum lagi ditambah dengan lahirnya regulasi baru yang tidak selalu berpihak pada koperasi. Untuk itu kebersamaan dalam gerakan koperasi harus terus diperkuat.
Sedang Bapak I Made Sukarta, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim dalam sambutannya menyampaikan rasa haru dan bangganya melihat Kopwan SBW. “Koperasi ini memang luar biasa. Ada 13 ribu lebih ibu yang bergabung menjadi anggotanya. Inilah salah satu bukti kontribusi koperasi dalam perekonomian dan pembangunan kesejahteraan di Jawa Timur,” tukasnya.
Disampaikan juga, pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur selalu lebih tinggi dari nasional. Kontribusi sektor Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jawa Timur sebesar 54,48 %. Hal ini berarti lebih dari separuh dukungan perekonomian Jawa Timur dari ekonomi kerakyatan yaitu koperasi dan UMKM. Inilah yang membuat perekonomian Jawa Timur lebih lentur.
Pertumbuhan
Dalam perjalanan 2015 ini, omset Kopwan SBW mengalami peningkatan sebesar 8,75% dibanding tahun 2014. Sedangkan asset meningkat 5,52% dibanding tahun sebelumnya. Modal sendiripun meningkat dari 76,12 % ditahun 2014 menjadi 81,17 % ditahun 2015. Komposisi permodalan ini menunjukan bahwa Kopwan SBW semakin mandiri. Sementara untuk perolehan SHU tahun 2015 juga mengalami peningkatan sebesar 17,78 % dibanding tahun 2014
Bila dilihat perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendeknya maka posisi Kopwan SBW sangak likuid. Aktiva lancarnya sebesar Rp 160 milyar sedangkan kewajiban jangka pendeknya sebesar Rp 97 milyar. Artinya Kopwan SBW punya kemampuan lebih dari satu kali kewajiban jangka pendeknya.
Sedang dibidang organisasi, bila merujuk pada Rencana Strategis IV tahun ke 3 Kopwan SBW, maka target jumlah anggota 12.500 telah terlampaui. Sampai dengan akhir Desember 2015 jumlah anggota telah mencapai 13.106 anggota. Sedangkan jumlah kelompok tanggung renteng mencapai 437 kelompok.
Jumlah anggota yang dikeluarkan karena kondite jelek juga mengalami penurunan. Pada tahun 2014, anggota yang PD dengan kondite jelek sebanyak 142 anggota, sedangkan tahun 2015 sebanyak 122 anggota. “Semoga ini tanda-tanda yang baik. Harapannya tentu anggota yang keluar dengan kondite jelek ini terus menurun jumlahnya. Karena hal itu menunjukan semakin tingginya komitmen anggota dalam penerapan sistem tanggung renteng dan semakin tinggi rasa tanggung jawab pada diri sendiri maupun kelompoknya” ujar Ibu Indri, Ketua I Kopwan SBW dihadapan peserta Rapat Anggota.
Anggota yang berwirausaha juga mengalami peningkatan. Data 2014 mencatat ada 3.186 anggota yang berwirausaha. Jumlah tersebut meningkat menjadi 3.253 anggota, ditahun 2015. Begitu pula dengan kelompok ekonomi ada tambahan 7 kelompok sehingga saat ini jumlah keseluruhan menjadi 51 kelompok. Harapannya jumlah kelompok inipun bisa terus bertambah seiring semakin banyak anggota yang menekuni dunia usaha. (gt)