Biasanya yang datang berkunjung ke Kopwan SBW adalah dari gerakan koperasi. Ada yang rombongan dari satu koperasi, tapi kebanyakan rombongan atas program Dinas Koperasi, baik tingkat kabupaten/kota ataupun provinsi. Namun rombongan yang datang pada 6 Pebruari lalu bukan dari koperasi, melainkan dari Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Pangkalan Lada.
Keberadaan BKAD ini merupakan kelembagaan yang terbentuk semasa pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Walaupun PNPM telah dihentikan, tapi nampaknya program pemberdayaan di desa-desa Kecamatan Pangkalan Lada masih terus berlanjut. Terutama program dana bergulir yang kini nilainya telah mencapai Rp 5,2 milyar dan asset sebesar Rp 4 milyar.
Pada masa PNPM, memang pengelolaan dana bergulir disarankan untuk dikelola dengan pola tanggung renteng. Tapi kenyataan dilapangan pelaksanaannya tidak sebagaimana sistem tanggung renteng yang diterapkan oleh primer-primer Puskowanjati. Sehingga hasilnya tidak seperti diharapkan yaitu terjadinya proses pembelajaran yang bisa mengubah perilaku dan mengamankan asset lembaga.
Permasalahan itu pula yang nampaknya dialami oleh BKAD Kecamatan Pangkalan Lada- Kota Waringin Barat- Provinsi Kalimantan Tengah. Sampai akhirnya Bapak Suwarno, Ketua BKAD tersebut mendapatkan buku Aplikasi Sistem Tanggung Renteng Kopwan Setia Bhakti Wanita dari seorang teman.
Dari membaca buku tersebut, ia mencoba menerapkan pada lembaganya, walaupun masih jauh dari sempurna. Hal itulah yang membuatnya semakin penasaran untuk ingin mengetahui lebih jauh tentang Kopwan Setia Bhakti Wanita. Sampai akhirnya diputuskan untuk melakukan kunjugan ke Kopwan SBW di Surabaya.
Dalam kunjungan tersebut, Bapak Suwarno membawa semua jajarannya yang juga didampingi Bapak Camat dan Bapak Kepala Dinas Koperasi Kota Waringin. Sayangnya, rombongan yang berjumlah 22 orang tersebut tidak bisa jenak dalam mengikuti pemaparan Ibu Pengurus Kopwan SBW. Karena kedatangan rombongan tersebut memang terlambat akibat jadwal penerbangannya mengalami delay. Sementara pada pukul 6 sore, rombongan ini harus berada di Bandara Juanda untuk melanjutkan perjalanannya. Untuk mengobati kekecewaan tersebut, BKAD membeli buku Aplikasi STR SBW dan dibagikan kepada semua anggota rombongan. (gt)