“Saya pernah ke SBW di era Ibu Yoos Lutfi. Saat itu nama SBW sudah menasional. Kini 14 tahun sudah saya meninggalkannya, saya kira SBW sudah betul-betul menasional dimana cabang-cabangnya ada disetiap provinsi. Tapi ternyata tidak demikian. Tentu ini ada yang salah. Karena sebetulnya SBW itu punya potensi besar,” ungkap Bapak Johny Rusdyanto dihadapan peserta diskusi PJ hari ini (18/9) di Kopwan SBW.
Keberadaan Bapak Johny dalam acara diskusi PJ tersebut merupakan rangkaian upaya perubahan mindset menuju SBW lebih baik. Sehari sebelumnya materi yang sama juga diberikan pada PPL. Sedangkan untuk karyawan telah dilaksanakan pada 30 Juli lalu. Sebelumnya materi tentang Mindset Reframing ini juga disampaikan kepada Pengurus, Pengawas, Kabag dan Kasie Kopwan Setia Bhakti Wanita.
Dalam berbagai kesempatan tersebut, Bp Johny yang kini menjadi konsultan Kopwan SBW itu menyampaikan materi SBW in the future : Hijrah berbekal sinergi. “Mari bersama-sama berhijrah menuju SBW lebih maju lagi. Untuk itu mindset kita harus berubah. Jadi tagarnya #SBW In The Future#,” ujarnya.
Dihadapan PJ, Bapak Johny juga mencontohkan bagaimana Rapat Anggota menjadi moment yang menegangkan. Pola komunikasinya seperti orang gontok-gontokan untuk mencari siapa yang salah. Bahkan sampai memunculkan keputusan yang justru menghambat perkembangan. Hal demikian jangan sampai terjadi di SBW. Karena Kopwan SBW bukan kumpulan preman. Untuk itu mindsetnya harus berubah, bagaimana Rapat Anggota menjadi moment menyenangkan bagi semua anggota untuk menyongsong masa depan lebih baik.
Pada kesempatan tersebut Bp Johny juga mengajak agar semua komponen berhijrah menuju Kopwan Setia Bhakti Wanita yang lebih maju lagi. Dikatakannya Kopwan SBW adalah milik bersama. Perlu diingat, ditangan kita Kopwan SBW bisa terus maju dan berkembang. Tapi ditangan kita pula Kopwan SBW bisa hancur. (gt)