583 dan 610 boleh dibilang sebagai kelompok adik dan kakak. Karena memang kedua kelompok ini terlahir dari ibu yang sama. Tak mengherankan bila karakternyapun tidak jauh berbeda.
Kelahiran kelompok 583 dan kelompok 610 tentu tidak bisa terlepas dari sosok Ibu Naning. Kelompok 583 yang terlahir 3 tahun lalu itu beranggotakan para istri anggota Koperasi Putra Mandiri. Begitu pula dengan kelompok 610 yang terbentuk pada 2017 lalu. Kelahiran kelompok inipun atas prakarsa Ibu Naning PJ 1 kelompok 583.
“Setiap bulan anggota Koperasi Putra Mandiri mengadakan pertemuan dengan mengajak serta para istri. Daripada para istri jenuh menunggu, merekapun sepakat menjadi anggota Kopwan SBW dengan membentuk kelompok. Tapi setelah kelompok 583 sudah beranggotakan 50 orang, maka tidak bisa nambah lagi. Akhirnya kita sepakat untuk membentuk kelompok baru,” ujar Ibu Naning koordinator resort III Koperasi Putra Mandiri.
Awal terbentuk pada Oktober 2017, kelompok 610 beranggotakan 23 orang. Tapi kini setelah 9 bulan berjalan, anggotanya telah berkembang menjadi 43 orang. “Nanti kalau anggota kelompok 610 sudah mencapai 50 orang, kita akan bentuk kelompok baru lagi di Jombang dan Lamongan,” ujar Ibu Naning disela-sela kegiatan halal bi halal yang diadakan di Ngingas Selatan.
Memang pada 8 Juli lalu, kelompok 610 dan kelompok 583 mengadakan kegiatan bersama di Jl. Ngingas Selatan. Selain pertemuan kelompok rutin, kedua kelompok kakak beradik ini juga mengadakan acara halal bi halal. Tidak tanggung-tanggung, dalam acara tersebut juga mengundang KH. M Muzaki pengasuh pondok pesantren yang telah banyak melahirkan intreprenuer.
Selain itu, acara halal bi halal kedua kelompok ini juga dihadiri Pengurus Kopwan SBW. Pada saat itu hadir Ibu Indra (Ketua), Ibu Diah (Wakil Ketua I), Ibu Etika (Bendahara I) dan Ibu Linda (Bendahara II). Pada kesempatan tersebut, Ibu Indra juga memaparkan sekilas tentang Kopwan SBW dan sistem tanggung reneng.
Setelah mendengar paparan tersebut dan semangat Ibu Naning dalam mengembangkan kelompok, KH Muzaki dalam ceramahnya memberikan semangat kepada keluarga besar Kopwan SBW untuk bisa terus berkembang.” Koperasi ini nampaknya tidak hanya masalah ekonomi tapi juga ada misi keumatan. Jadi Insya Alloh berkah,” ujarnya yang diaminkan oleh anggota.
Dipaparkan lebih lanjut, Nabi Musa itu berdakwah selama 107 tahun tapi hanya bisa mengajak 17 orang. Hal tersebut menunjukan untuk melaksanakan misi keumatan memang tidak mudah, tapi jangan sampai putus asa. Seperti juga Nabi Musa yang tidak pernah putus asa dalam berdakwah yang akhirnya pertolonganpun datang disaat terjepit pasukan Firaun.
“Jadi teruslah berusaha, Insya Alloh pertolongan Alloh akan datang. Niatkan apa yang kita lakukan sebagai ibadah. Seperti koperasi SBW ini yang mengemban misi keumatan, Insya Alloh barokah. Ciri-ciri barokah itu diantaranya produktif dan terus bertambah-tambah manfaat yang dirasakan,” ujarnya.
Setelah acara halal bi halal selesai, anggota kelompok 610 tidak bisa langsung pulang. Karena pertemuan kelompok ini telah dijadwalkan pukul 14.00 WIB. Tapi karena pada pukul 13.30 PPL sudah datang maka pertemuan kelompok 610 langsung dimulai. Apalagi saat itu anggota juga sudah terlihat lelah.
Tidak banyak yang dibahas dalam pertemuan itu. Sehingga tidak sampai satu jam, proses pertemuan kelompok 610 bisa tuntas. Ibu Sartika selaku PJ I membuka pertemuan dan musyawarah SPP setelah PJ II membacakan notulen. Saat musyawarah SPP juga berjalan lancar tanpa ada perdebatan. Bahkan uniknya, anggota yang SPP justru menghendaki angsuran hanya 5 kali saja. Padahal fasilitas yang disediakan SBW, angsuran bisa mencapai 15 kali. “Biar cepat lunas dan bisa segera pinjam lagi,” itulah yang dikehendai anggota.
Dalam masalah ini Ibu Sugiati selaku PPL, menjelaskan agar anggota memanfaatkan fasilitas yang ada sesuai dengan aturan. Dikatakannya, dengan memanfaatkan jumlah angsuran hingga 15 kali akan lebih meringankan. Disamping itu, bila terjadi TR maka beban yang ditanggung juga tidak terlalu berat. Kendati demikian, anggota nampaknya tetap ingin pinjamannya bisa cepat lunas dan bisa segera pinjam lagi.
Permasalahan lain yang cukup memakan waktu adalah ketika membahas jadwal pertemuan bulan berikutnya. Karena dalam hal ini, masing-masing anggota menyesuaikan dengan kesibukannya. Kendati ada perbedaan keinginan, tapi akhirnya bisa disepakati pertemuan bulan berikutnya jatuh pada minggu kedua. (gt)