Berwirausaha Bersama UWM

Hambatan dan tantangan akan selalu ada dalam berwirausaha. Demikian yang disampaikan Ibu Indra, Ketua Kopwan SBW dalam sambutannya saat membuka pelatihan kewirausahaan bersama Universitas Widya Mandala pada 19 Juli. Acara yang digelar di gedung III Kopwan SBW ini dihadiri anggota yang mempunyai usaha dan tergabung dalam FKJU.

“Tantangan dan hambatan pasti ada. Tapi bagaimana menghadapi itu semua dan mengubahnya menjadi peluang usaha ? hal inilah yang akan dikupas bersama bapak dan ibu dari UWM. Semoga paparan materinya nanti bisa bermanfaat bagi ibu-ibu dalam mengembangkan usahanya. Kerjasama dengan UWM ini sudah sering kita lakukan semoga bisa terus berlanjut,” ujar Ibu Indra Wahyuningsih.

Pada kesempatan tersebut Ibu Indra juga berharap agar ada kesinambungan pendampingan yang dilakukan UWM. Dalam hal ini anggota bisa meminta materi pendampingan sesuai dengan kebutuhan. Untuk hal tersebut bisa disampaikan melalui FKJU. Dengan demikian, anggota yang bergabung di FKJU bisa mempunyai nilai tambah bagi pengembangan usahanya.

Dalam pelatihan singkat itu, ada 4 materi yang disampaikan terkait dengan pengembangan usaha. Bapak Julius sebagai pemateri pertama memaparkan tantangan dan peluang usaha diera globalisasi. Diantaranya tantangan bagaiman menghasilkan produk yang murah namun bermutu internasional. Karena dengan cara itulah produk akan mampu bersaing di kancah berdagangan global. Disinilah kreatifitas dan inovatif menjadi tuntutan.

Sementara Ibu Ani Suhartatik memaparkan bagaimana menangkap peluang usaha. Disampaikannya modal utama untuk memulai usaha adalah melihat potensi diri sendiri. Intisari modal sesungguhnya bagi pengusaha baru adalah mental yang bersedia memulai usaha dari tingkat paling bawah.

Disampaikan juga, modal uang bukan segalanya. Tapi sikap dan jiwa kewirausahaanlah yang dibutuhkan. Dalam hal ini wirausaha harus mempunyai pengetahuan kewirausahaan, cermat dan pantang menyerah. Modal berharga dalam berwirausaha adalah pengalaman kerja.

Sedang Ibu Arini yang menjadi pembicara ketiga memaparkan tentang strategi menangkap peluang usaha. Disampaikannya membuka usaha memang sangat beresiko dan penuh ketidak pastian. Namun dibalik itu ada potensi yang menjanjikan jika usaha tersebut berhasil. Dikatakan pula pada saat usaha mengalami untung, maka laba harus digunakan untuk menghasilkan keuntungan baru berikutnya. Namu ketika usaha mengalami kerugian jangan berputus asa tapi jadikan pelajaran dan pengalaman berharga.

Ibu Tuty yang menjadi pembicara ke empat menyampaikan tentang strategi memilih jenis usaha. Dalam hal ini Ibu Tuty memparkan tentang peluang dan strategi bisnis waralaba atau franchising. Selain itu juga disampaikan tentang peluang usaha MLM yang tidak membutuhkan modal besar. Tapi juga harus hati-hati dalam memilih, karena banyak penipuan bermodus MLM.

Pada bagian terakhir, Bapak Julius memberikan kasus bagaimana membantu suami untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam hal ini diceritakan seorang suami yang memberikan gaji pada istri setelah dikurangi berbagai biaya bulanan tersisa Rp 3,5 juta. Keluarga tersebut juga mempunyai sebidang tanah yang cukup strategis dipinggir jalan.

Dalam waktu 7 menit peserta pelatihan yang terdiri dari 50 anggota tersebut diminta untuk memberikan ide usaha apa yang cocok. Saat itulah suasana menjadi heboh. Ada yang protes dan menganggap dana tersebut tidak cukup untuk usaha. Tapi ada juga yang mempunyai ide usaha dengan dana Rp 3,5 juta tersebut. Diantaranya dana tersebut bisa digunakan untuk usaha dibidang jasa seperti jasa catering. Ada pula yang fokus pada kepemilikan lahan yang menurutnya cocok untuk dibuat lapak dan disewakan. (gt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.